YLC, WAJAH BARU PKMD FTK #SECARIK CATATAN


Setiap alumni PKMD tentu menilai bahwa konsep pelatihan pada masanyalah yang terbaik, sehingga tidak jarang dari luar dia melihat dan menyimpulkan bahwa PKMD sekarang tidak lebih baik dari masanya dulu. 

Bagi pembaca yang merupakan anggota dari salah satu LKFTK tentu memahami bahwa tulisan ini ditujukan untuk kalian dan juga mahasiswa FTK lainnya.

Aku sendiri adalah alumni PKMD dan pernah mengurusi PKMD pula, selain itu aku adalah seorang instruktur di organisasiku dan lagi aku juga seorang tenaga pendidik. Ku fikir tiada salahnya aku mengangkat pembahasan ini, sebagai evaluasi terhadap kegiatan YLC tahun lalu.

Sebagai gambaran, PKMD DEMA FTK yg lalu bernama YLC (Youth Leadership Camp), panitia dan Dema mempercayakan aku untuk menjadi salah satu mentornya kala itu.

Tulisan ini aku buat bukan untuk menjatuhkan satu nama atau satu lembaga, akan tetapi ini adalah evaluasi sebuah kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya.
Tetapi sebelum itu aku akan memberikan sebuah gambaran tentang sebuah training leadership yang kiranya cukup ideal untuk mahasiswa FTK UIN Antasari Banjarmasin. 

BENTUK KEGIATAN
Sebagai sebuah kegiatan pelatihan, tentu sebuah kewajiban bagi penyelenggara membuat bentuk kegiatan yang tepat sasaran.

Adapun untuk membuat bentuk kegiatan yang tepat sasaran maka wajib hukumnya membuat tujuan pelatihan yang realistis

Adapun secara runut, tahapan perencanaan sebuah kegiatan training saya gambarkan sebagai berikut:

Tahap I:
Menentukan nama kegiatan, dari nama kegiatan kemudian dibuatlah tujuan dari kegiatan tersebut.
Silakan jika ingin membuat tema kegiatan, dengan catatan harus sesuai dengan tujuan kegiatan.

Tahap II:
Menentukan Input dan Output.
Melihat dari tujuan kegiatan penyelenggara tentu sudah dapat menentukan kriteria calon peserta (input) dari pelatihan tersebut. Sehingga tidak ada tujuan dan target kegiatan yang terabaikan karena kesalahan dalam penjaringan peserta.

Output peserta (alumni training) haruslah sesuat dengan target dan tujuan yang telah ditentukan. Itulah mengapa dalam merumuskan tujuan dan target kegiatan, penyelenggara dan penanggung jawab harus benar-benar realistis bukan memberikan angan-angan ekspektasi yang melambung tinggi.

Maka dari itu,  untuk menentukan bentuk kegiatan, perlu diperhatikan beberapa aspek, selain dari 2 tahapan di atas, penyelenggara dapat melihat aspek SDM dan pendanaan.

MATERI PELATIHAN
Konsumsi utama peserta bukanlah nasi, lauk dan sayuran. Semua itu hanya sebagai konsumsi pendamping saja.

Semua itu dapat kita buktikan bahwa peserta mengikuti kegiatan itu bukan untuk mencari makan dan mengisi perut, akan tetapi mereka memberi makan dan mengisi otak mereka dengan pengetahuan dan pengalaman baru.

Penting sekali bagi penyelenggara memberikan tools yang tepat bagi peserta. Tools yang dimaksud adalah pengetahuan dan pengalaman yang benar-benar tepat dan berguna bagi mereka jika memimpin.

Penyusunan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta/ mahasiswa dalam memimpin dan mengelola organisasi di kampus. 

Berikut contoh kerangka utuh yang menurut saya cukup ideal untuk PKMD FTK. 

1. Tujuan dan Target
2. Persyaratan Peserta
3. Kurikulum
4. Manajemen Pelatihan
5. Mekanisme Pelaksanaan
6. Ketentuan Lain

Tanggapan untuk YLC 2018
Kiranya setiap aktivis kampus sudah memahami betul betapa pentingnya evaluasi dari sebuah kegiatan. 

Mengingat saya menjadi salah satu mentor dalam kegiatan tersebut, saya merasa ada beberapa hal yg masih dalam batas kewajaran untuk dikomentari. 

Pertama, tentang pembagian peserta dalam kelompok mahasiswa baru dan kelompok mahasiswa lama.
Adanya pembagian kelompok ini sebenarnya menyulitkan bagi panitia itu sendiri, belum lagi koordinasi antar panitia yang agak kurang baik sehingga antara forum mahasiswa lama dan mahasiswa baru tidak imbang, selain itu juga disebabkan karena jarak antar forum yang sangat berjauhan.

Kedua, pemberian materi yang kurang. Beberapa materi urgen yang seharusnya diberikan kepada peserta malah tidak ada sama sekali, sehingga mentor harus berinisiatif memberikan FGD.

Ketiga, efisiensi waktu kegiatan yang tidak baik, malam pertama kegiatan hanya bersantai dan tidak ada kegiatan pelatihan yang digunakan sebagaimana mestinya. Selain itu, waktu kosong yang disia-siakan.

Keempat, format kegiatan pelatihan yang dibuat menjadi semacam gathering dan terkesan hanya kegiatan bersenang-senang. Sehingga output yang dihasilkan pun tidak jelas.

Kelima, format evaluasi kegiatan yang tidak jelas, hal ini mengakibatkan panitia tidak dapat memastikan peserta sudah sesuai dengan standar kelulusan atau belum.

Keenam, buruknya koordinasi antara sesama penyelenggara dan juga antara panitia dan mentor membuat seolah-olah mentor harus meraba hal apa yang harus dilakukan. Tidak adanya rapat koordinasi ataupun briefing membuat mentor mempertanyakan tupoksinya dalam kegiatan.

Selain yang saya tuliskan sebenarnya ada beberapa konsep kegiatan yang perlu di perbaiki lagi bagi penyelenggara pkmd berikutnya. Mohon maaf sekali lagi, saya tidak mengatakan buruk suatu kegiatan atau satu kelompok orang, saya bermaksud menyampaikan bahan perbaikan dari satu kegiatan. Terima kasih. Semoga bermanfaat.


Billahitaufiq Walhidayah.
Muhammad Fakhri Arrasyid

Admin Twitter : @emfakhry_ar
Admin Instagram : emfakhry.ar

Posting Komentar

0 Komentar