Cerita ini di awali dengan pertama kali aku masuk kampus IAIN Antasari, bukan sebagai mahasiswa, tapi sebagai seorang lulusan pesantren yang menemui kawannya di asrama kampus.
Setelah berbincang lama aku menanyakan tentang info bimbingan masuk tes kampus yg ku terima lewat sms, maklum saja waktu itu masih musim bbm, facebook dan twitter.
Seorang teman berkata kepada ku "Aku kada tahu apa-apa, aku lain aktivis. Takuni Lukman tuh, inya HMI" sambil tertawa diamengatakan "HMI, Himpunan Muhammadiyah Instan".
Akhirnya aku dan beberapa teman mengikuti Bimbingan Tes masuk IAIN waktu itu selama dua hari, di hari terakhir ada game dari seorang kader HMI dan berhasil ku selesaikan, kemudian dia berkata "mau hadiah apa?" sontak aku mengatakan "itupecinya bang" sambil menunjuk muts/ peci yg merupakan salah satu atribut HMI. Dia malah berkata dengan dialek Muara Tewehnya itu "ini adalah atribut HMI, kalau kamu ingin memakainya maka ku tunggu kamu masuk HMI".
Okay. Aku tertantang dong.
Setelah itu aku masuk dan menjadi mahasiswa IAIN Antasari tidak berapa lama setelah ospek aku mendengar kabar HMI membuka pendaftaran dan aku pun ikut mendaftarkan diri dalam kegiatan MAPERCA. Kegiatan waktu itu dua hari, sabtu dan minggu. Pada hari terakhir aku kembali memenangkan games dan kembali mendapat hadiah sebuah jam tangan yg sampai sekarang tidak pernah ku pakai karena kekecilan dan tidak muat di tangan ku. Sambil menyerahkan jam itu sang Kakanda berkata "Ini adalah jam kesayanganku, jam ini yg menemaniku kemanapun dan kapanpun. Maka pakailah jam ini dan jadilah lebih daripada aku.
Wadidau, satu tantangan lagi nih. Tapi yg aku tidak ketahui adalah melebihi bagaimana?
Ternyata di kemudian hari aku mengetahui orang ini adalah Presiden Mahasiswa (Ketua BEM IAIN). Dari sini aku berusaha untuk bisa melebihinya, mungkin kalau tidk bisa di Kampus, aku bisa melampauinya di HMI.
Kurang lebih sekitar beberapa bulan pasca MAPERCA, HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah membuka pendaftaran Latihan Kader I (Basic Training). Waktu itu bertempat di BP3T Tambang Ulang, tempat yg sekarang dikenal dengan Taman Labirin. Peserta waktu itu sekitar 130-an orang, LK I dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah HMI Cabang Banjarmasin, setidaknya sampai saat ini.
Aku berada di kelompok 7 (Yusdi Gozali), ketua oc waktu itu adalah Barkatullah Amin dan sekretaris Arief Rahman Heriansyah yg kemudian hari menjadi orang yg banyak terlibat dalam perjalananku.
Setelah selesai LK I kami berkumpul dan membuat komunitas angkatan yg bernama Khadraus Sauda' Community (Komunitas Hijau Hitam). Nama itu dipilih karena ketua angkatannya mahasiswa PBA.
Kemudian seiring berjalannya waktu pada Rapat Anggota Komisariat 2013 terpilihlah saudara H. Luthfi Anshari sebagai ketua umum, dan dia mempercayakan aku sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) periode 2013-2014.
Pada periode ini aku pernah dipercayakan juga menjadi Ketua OC LK I, dan juga menerbitkan satu buletin sederhana bernama HIMALA (singkatan dari Himpunan Mahasiswa Islam).
Kemudian pada 2014 diadakan kembali RAK dan terpilihlah saudara H. Muhammad Abdillah Ihsan sebagai ketua umum dan aku kembali dipercayakan menjadi Direktur LAPMI periode 2014-2015.
Tahun ini aku mulai mencampuri urusan perkaderan dan melupakan LAPMI sehingga tidak ada menerbitkan atau mempublikasikan tulisan apapun.
Pada 2015 sebelum kepengurusan berakhir aku mengikuti LK II (Intermediate Training) HMI Cabang Banjarmasin.
Pasca LK II kami dikumpulkan oleh Koordinator BPL PB HMI Wilayah Kalimantan untuk menghidupkan kembali BPL di Cabang Banjarmasin, akhirnya aku dipinta untuk menjadi Sekretaris Umum periode 2015-2016.
Saat itu aku hampir berangkat Senior Course ke Ciputat namun karena ada kendala yg menghalangi akhirnya aku batal SC.
Kemudian pada musyawarah pertama BPL pada 2016 aku terpilih menjadi Ketua Umum BPL HMI Cabang Banjarmasin periode 2016-2017.
Pada tahun 2017 HMI Cabang Banjarmasin mengadakan Senior Course dan aku mengikutinya untuk menyempurnakan status sebagai Instruktur di HMI.
Setelah hampir dua tahun aku sebagai ketum BPL akhirnya kami musyawarah dan terpilihlah saudara Muhammad Ikhwanul Kiram sebagai ketum BPL berikutnya.
Sebagai seorang instruktur sebenarnya aku telah mengelola LK I dari tahun 2015, LK II pertama ku adalah di LK II dan LKK Banjarmasin 2018, kemudian LK II Barabai, LK II Kandangan dan LK II Banjarbaru, setelah itu kembali lagi di LK II dan SC Banjarmasin.
Setelah terpilihnya Kakanda Nur Cahyono sebagai Ketua Umum BPL PB HMI, beliau mengamanahkan kepadaku sebagai Ketua Koordinator Wilayah BPL HMI Kalimantan Selatan dan Tengah periode 2018-2020.
Selama perjalanan ini aku sudah mendapatkan Muts ku sendiri dan aku juga sudah merasa melampaui Kanda Suryadi yg membriku jam tangan ketika Maperca. Tidak menjadi Presiden Mahasiswa memang tetapi prosesku baik di Kampus dan HMI sama-sama berjenjang dan terus meningkat.
Sekian dulu sekilas tentang perjalananku di HMI hingga saat ini. Mungkin selanjutnya akan ada lagi, kenapa, mengapa dan bagaimana proses yg ku lalui untuk bertahan dan berkembang di HMI.
Billahitaufiq WalHidayah.